Buat
materi tentang Macam Pengumpulan Data dan Macam Kutipan dan contohnya!
PENGUMPULAN DATA
1. Pengertian Pengumpulan Data
Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan
peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau
kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Pengumpulan data,
dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah
data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk
penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Merujuk
pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses
penelitian. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil
penelitian, tidak dapat dilaksanakan.
2. Tujuan Pengumpulan Data
Penelitian
dianggap empiris manakala pemelitian tersebut didukung oleh data-data yang
diperoleh dari lapangan (data-data lapangan). Data-data inilah yang nantinya
membedakan antara karya ilmiah non penelitian seperti makalah, artikel dengan
penelitian ilmiah. Dari situ kita dapat memahami betapa petingnya data-data
lapangan untuk disajikan dalam sebuah penelitian ilmiah.
Untuk
memperoleh pengumpulan data tersebut maka diperlukan pengumpulan data, oleh
karena itu sangatlah pengting pengumpulan data dilakukan. Jadi pengumpulan data
ini ditujukan sebagai kegiatan untuk menggali fenomena, informasi, data
lapangan, ataupun obyek penelitian sebagai dasar empiris dalam analisis data
dan penarikan kesimpulan penelitian.
3. Prinsip-Prinsip Pengumpulan Data
Pengumpulan
data penelitian sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah tentunya tidak dapat
dilakukan tanpa dasar, akan tetapi perlu didasarkan pada sejumlah kaidah atau
prinsip yang mendasarinya. Berikut ini beberapa prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pengumpulan data.
a.
Data-data yang digali atau dikumpulkan harus berdasarkan kondisi obyektif dari
lokasi penelitian, jangan direka atau dikira-kira oleh pemikiran peneliti.
b.
Alat pengumpul data atau instrumen penelitian harus relevan dengan tujuan
penelitian.
c.
Pihak-pihak yang dihubungi atau disebut sampel penelitian (untuk penelitian
kuantitatif) dan subyek penelitian (untuk penelitian kualitatif) harus relevan
dengan apa yang hendak diungkap
d.
Prinsip kerahasiaan (confidencial), dimana nama-nama sampel atau responden
penelitian harus dijamin kerahasiaannya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Ada
bermacam-macam cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, informasi, serta
menguji data dan informasi tersbut. Cara-cara tersebut adalah mengadakan
wawancara, mengadakan angket (melalui daftar kuesioner), mengadakan observasi,
penelitian lapangan atau mengadakan penelitian kepustakaan. (Gorys Keraf,2004 :
181) Berikut penjelasan dari masing-masing teknik pengumpulan data :
a. Wawancara
Wawancara atau interview adalah
suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada
seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam
suatu masalah) (Gorys Keraft, 2004 :182). Prosedur yang digunakan biasannya,
penannya mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu
(mempersiapkannya), sesuai dengan topik yang akan dibahas. Namun ketika dirasa
ada informasi yang menarik sipenanya dapat juga mengajukan pertanyaan diluar
daftar yang telah disiapkan.
Keuntungan
wawancara :
1) Wawancara dapat digunakan pada responden
yang tidak bisa membaca dan menulis.
2) Jika ada pertanyaan yang belum dipahami,
pewawancara dapat segera menjelaskannya.
3)
Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden denagn mengajukan
pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.
Kerugian
wawancara :
1)
Wawancara memerlukan biaya yang besar untuk perjalanan dan uang harian
pengumpulan data.
2) Wawancara hanya dapat menjangkau jumalah
responden yang lebih kecil.
3) Kehadiran pewawancara mungkin menggangu
responden.
b. Angket
Angket
adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar
pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
Keuntungan
dari teknik angket :
1) Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah
besar karena dapat dikirimkan melalui pos.
2) Biaya yang diperlukan untuk membuat angket
relatif murah.
3)
Angket tidak terlalu menggangu respoden karena pengisiannya ditentukan
oleh respoden sendiri sesuai dengan kesedian waktunya.
Kerugian
teknik angket :
1) Jika angket dikirimkan melalui pos, maka
persentase yang dikembalikan relatIf rendah.
2) Angket tidak dapat digunkan untuk respoden
yang kurang bisa membaca dan menulis.
3)
Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada
kesempatan untuk mendapat penjelasan.
c. Observasi dan penelitian lapangan
Observasi
adalah pengamatan langsung pada suatu obyek yang akan diteliti. Sedangkan
penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif
disertai analisis dan pengujian kembali atas semua data yang telah dikumpulkan.
Perbedaan keduanya terletak pada waktu pemerolehan data, dimana observasi dapat
dilakukan dalam suatu waktu yang relative singkat sementara penelitian lapangan
memerlukan waktu yang lebih panjang.
Keuntungan
observasi dan penelitian lapangan :
1) Data yang diperoleh adalah data yang segar.
2) Data yang dikumpulkan melalui observasi dan penelitian langsung
cenderung mempunyai keandalaman yang tinggi.
3) Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara
langsung.
Kerugian
observasi :
1) Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan
mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.
2) Beberapa tingkah laku, bahkan bisa
membahayakan jika diamati.
d. Penelitian Pendapat
Melalui
pengamatan penulis sebenarnya sudah bisa membuat suatu kesimpulan atau
pendapat. Namun proses pengamatan itu berlangsung berulang-ulang, sehingga
dapat timbul bermacam-macam pendapat. Pendapat tersebut tentu memiliki ciri
masing-masing. Oleh karena itu perlu adanya pengolahan kembali agar didapat
kesimpulan baru dari pendapat-pendapat terdahulu.
Misalkan
dalam sebuah observasi. Seorang penulis melihat dengan seksama bagaimana
berlangsungnya suatu demonstrasi mengenai kenaikan harga, dari segi observasi
dia harus bisa melihat dengan cermat karena
dengan melihat dengan cermat seorang penulis bisa mendeskripsikannya
dengan baik, lebih dari itu penulis bisa menemukan sebab-sebabnya dan menemukan
solusi yang tepat dari masalah tersebut.
e. Penelitian Kepustakaan
Sudah
banyak sekali penelitian yang dilakukan oleh manusia, hal ini dadasari oleh
keinginan manusia untuk mengetahui sesuatu yang baru. Namun banyak juga penelitian-penelitian yang luput
dari pengamatan banyak orang. Jadi untuk mengetahu karya –karya tersebut perlu
dilakukan penelitian kembali. Dan untuk melakukan hal tersebut kita dapat
mengadakan penelitian kepustakaan.
Tujuan
dari penelitian kepustakaan ini adalah melatih pengarang atau penulis untuk
mengatasi masalah-masalah penyusunan yang rumit, bagaimana mengekspresikan
semua bahan dari berbagai macam sumber bacaan menjadi suatu karya tulis yang
panjang dan teratur. Serta melalui penelitian kepustakaan akan melatih untuk
membaca secara kritis segala bahan yang dijumpainya.
Dalam
rangka penelitian kepustakaan ada tiga golongan buku yang harus diperhatikan :
1) Buku yang memberikan gambaran umum mengenai
persoalan yang akan digarap.
2) Buku yang harus diaca mendalam dan cermat.
3) Bahan bacaan tambahan untuk mengisi yang
karya tulis yang masih kurang.
Untuk
mempermudah pencarian bahan kepustakaan, maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Mekanisme Perpustakaan
Walaupun
harus diakui bahwa koleksi tiap perpustakaan bersifat unik, namun mekanisme
yang dipakai untuk menyelidiki buku-buku tersebut bersifat standar. Alat riset
dan metode yang sama dapat digunakan di mana saja. Mekanisme standar yang
dipakai pada semua perpustakaan untuk membantu setiap orang guna mencari bahan
yang diperlukan adalah : kaartu-kartu katalog, buku-buku referensi standar,
indeks, dan lain-lain.
2) Kartu-kartu Katalok
Pada
setiap perpustakaan disediakan kartu-kartu katalog yang memuat keterangan
tentang buku yang terdapat dalam perpustakaan itu: Kartu-kartu itu besarnya
kira-kira 7,5x12,5 cm, disusun berdasarkan urutan nama-nama pengarangnya secara
alfabetis, kemudian dicantumkan juga judul buku dan pokok uraiannya.
3) Buku-buku Referensi
Buku-buku
referensi adalah buku- buku yang dimaksudkan untuk dipakai sebagai penerangan
atau sebagai dasar untuk mencari keterangan yang khusus mengenai pokok- pokok
tertentu.
4) Buku Katalogus
Adalah
sebuah buku berisi buku-buku yang terdapat diberbagai perpustakaan, sebagai
pelengkap kartu-kartu katalog yang sudah dibicarakan, di atas buk-buku semacam
itu biasanya diterbitkan oleh perpustakaan untuk dikirim ke
perpustakaan-perpustakaan lain yang memerlukannya.
5) Indeks majalah
Untuk
mencari artikel – artikel yang terdapat di dalam majalah atau publikasi –
publikasi lainnya, maka oleh redaksi biasanya dibuat daftar tentang semua
artikel yang pernah ditulis dalam majalah tersebut dinamakan indeks majalah.
6) Indeks harian
Pada
umumnya artikel – artikel dalam harian – harian tidak dimasukkan dalam daftar
indeks. Ttetapi ada beberapa harian yang terkenal biasanya membuat indeks bagi
artikel – artikel atau berita – berita yang dimuat dalam harian tersebut.
7) Kamus Umum
Kamus
Umum merupakan sumber yang paling baik tentang kata – kata umum. Ia memberikan
keterangan tentang maknanya, tentang ejaannya, etimologinya, dsb.sebab itu hal
– hal yang umum sangat mudah dicari dalam Kamus Umum.
8) Ensiklopedia Umum
Berusaha
memberi artikel – artikel yang obyektif dan dapat dipercaya, serta pokok –
pokok persoalan yang mendapat perhatian umum. Ensiklopedia yang terkenal adalah
: Encylopaedia Britannica, beserta Lembaran Tambahan Tahunan “The Britannica
Book of Year”.
9) Buku -buku referensi lainnya
Disamping
pokok-pokok yang telah diuraikan di atas, buku buku referensi meliputi juga
dokumen-dokumen pemerintah, buku-buku tahunan, dan buku-buku dari sumber-sumber
khusus.
10) Pencatatan Data
Tahap
pertama yang dilakukan adalah membaca secara intensif. Tahap kedua ialah
mencatat bahan-bahan yang dianggap penting. Untuk pencatatan ini sebaiknya
menggunakan kartu berukuran 10 x 15 cm. Tiap kartu harus memuat dua hal, yaitu
: (1) sumber yang tepat dari mana catatan itu diambil, dan (2) data atau
pendapat yang diperlukan.
KUTIPAN
1. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah
gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan
gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi,
artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Kutipan
adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang
terkenal, yang terdapat dalam buku, acuan lain atau penuturan lisan. Kutipan
ini dapat berupa kutipan langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah
pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal yang
diambil secara lengkap (perkata atau perkalimat) dari sumbernya. Kutipan tidak
langsung adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang
pengarang/pembicara/orang terkenal yang diambil intinya saja,
2. Tujuan Membuat Kutipan
Tujuan
membuat kutipan dalam
penulisan-penulisan ilmiah, baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya
tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi, yaitu seringkali kutipan-kutipan
dipergunakan untuk menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang
dikatakan. Garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang
dibuat merupakan pendapat penulis sendiri Kutipan-kutipan hanya berfungsi
sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.
3. Jenis Kutipan
Menurut
jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak
langsung (kutipan isi) .Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan
mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks
asli. Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seorang pengarang atau
tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Perbedaan antara kedua jenis kutipan ini
harus benar-benar diperhatikan karena akan membawa konsekuensi yang berlainan
bila dirmasukkan dalam teks.
Dalam
hubungan ini cara mengambil bahan-bahan dari buku-buku pada waktu mengumpulkan
data, akan sangat membantu. Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan
yang panjang, maka lebih baik memasukkannya dalam bagian Apendiks atau
Lampiran. Di samping kutipan yang
diambil dari buku-buku atau majalah-majalah, ada pula kutipan yang diambil dari
penuturan lisan. Penuturan lisan ini bisa terjadi melalui wawancara atau
ceramah-ceramah. Namun kutipan semacam ini dalam karya-karya ilmiah akan kurang
nilainya kalau disajikan begitu saja. Agar nilainya lebih dapat dipertanggung
jawabkan, maka harus dimintakan pengesahannya lagi dari orang yang
bersangkutan.
4. Prinsip-Prinsip Mengkutip
Beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat kutipan adalah.
a. Jangan
Mengadakan Perubahan
Pada
waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau
teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan
perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang
jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu.
b. Bila
Ada Kesalahan
Bila
dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, dalam ejaan maupun dalam
ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalahan
itu.Demikian juga halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari
kutipan itu.
Dalam
hal terakhir ini kutipan tetap
dilakukan, hanya jika penulis diperkenankan mengadakan perbaikan atau
catatan terhadap kesalahan tersebut.Perbaikan atau catatan itu dapat
ditempatkan sebagai catatan kaki atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung
segi empat [ . . . ] seperti halnya dengan perubahan teknik sebagai telah
dikemukakan diatas.Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung
ditempatkan di belakang kata atau unsure yang hendak diperbaiki,diberi catatan
,atau yang tidak disetujui itu.
c. Menghilangkan
Bagian Kutipan
Dalam
kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan
syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatakan perubahan
makana aslinya atau makna keseluruhannya.Penghilangan itu biasanya dinyatakan
dengan mempergunakan tiga titik berspasi [ . . . ].Jika unsur yang dihilangkan
itu terdapat pada akhir sebuah kalimat,maka ketiga titik berspasi itu
ditambahkan sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang
dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih,maka biasanya dinyatakan
dengan titik berspasi sepanjang satu baris halaman.
5. Cara-Cara Mengutip
Agar
tiap-tiap jenis kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas,perhatikanlah
cara-cara berikut:
a. Kutipan Langsung yang Tidak
Lebih dari Empat Baris.
Sebuah
kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketika,akan
dimasukkan dalam teks dengan cara-cara berikut:
1)
Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks.
2)
Jarak antara baris dengan baris dua spasi.
3)
Kutipan itu diapit dengan tanda kutip.
4)
Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas
,atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang,tahun terbit dan nomor
halaman kuitipan itu.
Nomor
urut penunjukkan mempunyai pertalian dengan nomor urut penunjuka yang terdapat
pada catatan kaki. Nomor penunjukan ini bisa berlaku berlaku untuk bab, dapat pula berlaku untuk seluruh karangan tersebut. Masing-masing cara tersebut akan
membawa konsekuensi tersendiri. Pada nomor urut penunjukan yang hanya berlaku
pada tiap bab,maka pertama,pada tiap bab akan dimulai dengan nomor urut 1;
kedua penunjukan yang pertama dalam tiap bab,nama pengarang harus disebut
secara lengkap,sedangkan penunjukan selanjutnya dalam bab tersebut cukup dengan
menyebut nama singkat pengarang,ditambah penggunaan singkatan-singkatan ibid.,
op. cit., atau loc. Cit.2 Sebaliknya bila nomor urut penunjukan berlaku untuk seluruh
karangan,maka hanya untuk penyebutan
yang pertama, nama pengarang ditulis secara lengkap; penyebutan selanjutnya
hanya menggunakan nama singkat,dan singkatan-singkatan sebagaimana disebutkan
di atas.
b. Kutipan Langsung yang Lebih dari
Empat Baris
Bila
sebuah kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu
harus digarap sebagai berikut:
1)
Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi;
2)
Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
3)
Kutipan itu boleh atau tidak boleh diapit dengan tanda kutip;
4)
Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke
atas,atau dalam kurung di tempatkan nama singkat pengarang,tahun terbit, dan
nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
5)
Seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu dimulai
dengan alinea baru,maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7
ketikan.
Kadang
–kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan. Dalam hal
ini dapat ditempuh dua cara:
1.
Mempergunakan tanda kutip ganda [”. . .”] bagian kutipan asli dan tanda kutip
tunggal[‘…’]bagi kutipan dalam kutipan ,atau sebaliknya.
2.
Bagi kutipan asli tidak dipergunakan tanda kutip,sedangkan kutipan dalam
kutipan itu mempergunakan tanda kutip ganda.
c. Kutipan tak Langsung
Beberapa
syarat yang harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung.
1) Kutipan itu tidak diintegrasikan dengan
teks.
2) Jarak antar baris dua spasi.
3) Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip.
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut
penunjukan setengah spasi ke atas,atau dalam kurung ditempatkan nama singkat
pengarang ,tahun terbit,dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
d. Kutipan pada Catatan Kaki
Selain
dari kutipan yang dimasukkan dalam teks seperti telah diraikan di atas, (baik
kutipan lanmgsung maupun kutipan tak langsung) ada pula kutipan yang diletakkan
pada catatan kaki.Bila cara yang seperti ini yang dipergunakan, maka kutipan
demikian selalu ditempatkan pada spasi rapat,biarpun kutipan itu singkat
saja.Demikian juga kutipan itu selalu dimasukkan dalam tanda kutip, dan dikutip
tepat seperti teks aslinya.
Walaupun
di atas telah disampaikan juga bahwa kutipan yang panjang sekali lebih baik
ditempatkan pada Apendiks atau Lampiran ,namun ada juga pengarang yang
beranggapan bahwa kutipan semacam itu lebih baik ditempatkan pada catatan
kaki,agar lebih mudah bagi para pembaca untuk memeriksanya.
e. Kutipan Atas Ucapan Lisan
Sebenarnya
kutipan atas sumber semacam ini sulit dipercaya,kecuali mungkin ucapan yang
disampaikan seorang tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang luar biasa,
serta dapat diikuti okleh masyarakat.
Bila
penulis ingin memasukan juga kutipan-kutipan semacam itu di dalam tulisannya,
maka sebaliknya ia memperlihatkan naskah kutipan itu trlebih dahulu kepada
orang yang memberi ketarangan keterangan itu untuk mendapatkan pengesahannya.
Kalau ada kekurangan atau kesalahan dapat diadakan perbaikan terlebih dahulu
oleh yang bersangkutan. Dengan demikian tidak perlu timbul bantahan atau
hal-hal yang tidak diinginkan di
kemudian hari.
Sumber
ucapan-ucapan lisan itu dapat dimasukkan langsung dalam teks, dapat pula
dimasukkan dalam catatan kaki seandainya akan mengganggu jalannya teks itu
sendiri.
f. Variasi membuat kutipan
Walaupun
telah diuraikan secara terperinci cara-cara membuat kutipan sebagaimana dapat
dilihat dalam uraian di atas, namun perlu kiranya diingat bahwa sebuah pola
yang terus-menerus dipakai akan menimbulkan kebosanan. Sebab itu pola-pola membuat kutipan akan
lebil efektif kalau mengandung variasi; variasi antara kutipan langsung dan
kutipan tak langsung, variasi antara kutipan yang dimasukkan dalam teks dan
kutipan yang dimasukkan dalam catatan kaki.
Disamping itu masih ada beberapa cara lain untuk membuat kutipan-kutipan
itu dirasakan lebih mantp. Salah satu cara (terutama untuk kutipan yang singkat)
adalah langsung mulai dengan materi kutipan hingga perhentian terdekat (bisa
koma, frasa yang bebas, bisa juga titik) disusul dengan sisipan penjelas
tentang ucapan atau pendapat itu, untuk mengetahui siapa yang berkata demikian.
Perhentian itu dapat dilakukan sesudah sebuah kata,dapat pula sesudah sebuah
frasa atau kalimat singkat.
Contoh-contoh Kutipan :
1. Kutipan langsung
“Pustaka
Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan
ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan
jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba.
Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah
diselesaikan” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007,
Hal. 37-38)
2. Kutipan tak langsung
Penulisan
dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi
berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda.
Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis,
sehingga digunakan untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan
oleh kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa
identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal.
174)
Polymorphism,
yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan konsep pokok di dalam
perancangan berorientasi objek. Dua objek atau lebih dikatakan polymorphic jika
mempunyai antarmuka-antarmuka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku
berbeda. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal.
357)
3. Kutipan dalam kutipan
‘Bahasa
Java tidak lagi hanya untuk pemanis di web sebagai applet yang membikin Duke
berdansa. Java adalah kakas, tetap hanya perangkat, bagaimanapun tetap hanya
orang hebat yang dapat memberi arti penting kakas seperti dikatakan James
Gosling, tokoh terpenting di Java : “All along, the language was a tool, not
the end”’. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007,
Hal. 7-8)